Our Visitor

001100
Total views : 6333
Your IP Address : 216.73.216.23
Server Time : 2025-06-17

SMP Muhammadiyah 7 Surabaya Panen Apresiasi atas Program Pengabdian Masyarakat

smpmtsmusby.com – Program pengabdian masyarakat yang biasanya identik dengan mahasiswa kini telah diadopsi oleh SMP Muhammadiyah 7 Surabaya, yang dikenal dengan branding Sekolahnya Para Pemimpin. Sejak Mei 2024, sekolah ini telah merancang program pengabdian masyarakat bagi para siswanya. Tahun ini, program tersebut mengalami peningkatan signifikan dengan durasi yang diperpanjang menjadi tiga bulan, yaitu Januari, Februari, dan April 2025.

Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 7 Surabaya, Gus Imsap, mengungkapkan bahwa perpanjangan durasi program ini bertujuan untuk memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat sekaligus membentuk karakter kepemimpinan siswa. “Pengabdian masyarakat tahun ini durasinya kita tambah, selain karena permintaan lembaga terkait, juga supaya lebih terasa manfaatnya. Efek dari program ini sangat berdampak pada perubahan karakter kepemimpinan setiap anak serta mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat sekitar,” ujarnya.

Menurutnya, tujuh karakter dasar kepemimpinan yang ingin ditanamkan melalui program ini meliputi integritas, disiplin, tanggung jawab, mandiri, tangguh, kerja sama, dan empati.

Teknis Kegiatan

Program pengabdian masyarakat ini melibatkan seluruh jenjang kelas dengan sasaran dan bentuk kegiatan yang berbeda.

Kelas 7: Aksi Kebersihan Masjid

Siswa kelas 7 yang terbagi dalam tiga kelompok (7 At-Taqwa, 7 Al-Amanah, dan 7 As-Shidiq) disebar ke tiga masjid berbeda, yaitu Masjid Al-Ishlah, Masjid Miftahul Ijtihad, dan Masjid Baitul Huda. Kegiatan mereka diawali dengan mengumpulkan alat sholat layak pakai untuk disumbangkan, lalu membawa peralatan kebersihan untuk membersihkan area masjid. Sebelum berangkat, mereka mendapatkan pengarahan dari kepala sekolah yang menekankan pentingnya menjadi Muslim yang bermanfaat bagi sesama.

“Masjid yang menjadi sasaran bukan hanya milik Muhammadiyah, tetapi juga NU dan yayasan lain. Kegiatan ini merupakan wujud rahmatan lil alamin, di mana setiap lelah yang kita rasakan dalam berbuat baik akan bernilai pahala dan mendatangkan keberkahan,” jelas Gus Imsap.

Para takmir masjid awalnya khawatir masjid akan menjadi lebih kotor, tetapi di akhir kegiatan mereka justru memberikan apresiasi atas kerapihan dan kedisiplinan siswa. Ustaz Saifuddin, Takmir Masjid Baitul Huda, menilai program ini sangat bermanfaat. “Kegiatan ini harus dikenalkan sejak dini agar anak-anak memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan masjid. Semoga sekolah lain bisa mengikuti jejak ini,” ungkapnya. Setelah kegiatan ini, siswa kelas 7 akan melanjutkan pengabdian di masjid sekitar mereka selama satu pekan berturut-turut.

Kelas 8: Mengajar di TPQ

Berbeda dengan kelas 7, siswa kelas 8 melaksanakan pengabdian dengan mengajar di TPQ. Setelah menyelesaikan pelajaran di sekolah hingga pukul 13.00 WIB, mereka kemudian berangkat ke TPQ yang telah ditentukan. Para siswa yang sudah khatam Al-Qur’an atau hafal minimal Juz 30 akan bertugas mengajarkan Al-Qur’an, sementara yang lainnya mengajar Iqra’ atau Tilawati.

Seluruh aktivitas mereka didokumentasikan dan dilaporkan ke sekolah melalui Google Form. Selain itu, mereka juga diwajibkan meminta tanda tangan serta presensi kehadiran dari kepala TPQ atau guru pamong sebagai bukti pelaksanaan tugas.

Kelas 9: Mengabdi di Sekolah Dasar

Siswa kelas 9 diberikan tanggung jawab yang lebih besar dengan mengabdi di sekolah dasar (SD) sekitar. Mereka dikelompokkan ke dalam tujuh tim dan disebar ke tujuh SD untuk menjalankan berbagai tugas, mulai dari menemani siswa belajar, mengajar mengaji, menghafal Al-Qur’an, menjaga kantin, mengelola koperasi, hingga membantu bagian administrasi sekolah.

Dampak Positif dan Harapan ke Depan

Dengan inovasi ini, SMP Muhammadiyah 7 Surabaya berhasil menghadirkan program yang tidak hanya berkontribusi bagi masyarakat, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi siswa dalam membangun jiwa kepemimpinan. Keberhasilan program ini pun diharapkan dapat menginspirasi sekolah lain untuk menerapkan kegiatan serupa.

“Semoga program ini bisa terus berjalan dan dikembangkan di tahun-tahun mendatang agar manfaatnya semakin luas,” pungkas Gus Imsap.

(Rachell Fattama Az Zahrah)

Advertisment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *