SMPMTSMUSBY.COM – SMP Muhammadiyah 4 Surabaya menggelar peringatan Isra Mikraj yang berlangsung khidmat pada Kamis (30/1). Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh siswa, guru, dan staf sekolah.
Acara dibuka oleh Kepala Sekolah, Laili Rahmi, yang memberikan pengantar penting terkait makna peringatan tersebut. Dalam sambutannya, Laili berharap siswa dapat menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh penceramah, Ustaz Soedjono. Ia juga menyampaikan bahwa momen Isra Mikraj harus menjadi titik awal perbaikan spiritual.
“Dimulai dari sini, kita harus mulai memperbaiki sholat kita agar dapat menjadi sholat yang mencegah perbuatan keji dan munkar,” ujar Laili.
Ia menambahkan bahwa perbaikan tersebut selaras dengan tema Isra Mikraj, sehingga umat Islam dapat menjadi hamba yang diridai oleh Allah SWT.
Suasana ceramah semakin hidup ketika Ustaz Soedjono membuka sesinya dengan menyampaikan parikan jenaka.
“Gowo talam diwadahi kerdus. Sing gak jawab berati durung adus.”
Ucapan tersebut disambut serentak oleh siswa dengan jawaban lantang, “Cakeepp!”
Dalam ceramahnya, ustaz yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba LDK Jawa Timur menjelaskan bahwa Isra Mikraj merupakan perjalanan istimewa Rasulullah SAW yang dilakukan langsung atas perintah Allah SWT tanpa perantara Malaikat Jibril. Salah satu hikmah penting dari peristiwa tersebut adalah perintah sholat lima waktu.
“Rasulullah diajak Allah untuk Isra Mikraj sebagai bentuk penghiburan di tengah masa berkabung. Ketika kita menghadapi kegalauan atau kesedihan, kita juga harus datang ke tempat yang tepat, yakni masjid,” pesan Ustaz Soedjono kepada para siswa.
Ia menegaskan bahwa sholat memiliki fungsi penting dalam kehidupan seorang Muslim, yaitu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Namun, banyak orang yang sholat tanpa meraih tujuan tersebut.
“Kita jangan salahkan sholatnya. Sebaliknya, koreksi diri apakah sholat kita sudah khusyuk dan benar,” jelasnya.
Selain itu, Kepala SDN Putat Gede I ini juga menekankan bahwa sholat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan oleh siapa pun kecuali dua golongan, yaitu orang hilang akal dan orang yang telah meninggal dunia. Ia juga mengingatkan siswa untuk tidak menyepelekan waktu sholat.
“Kadang siswa menjadikan satu antara sholat Maghrib dan Isya, atau bahkan sholat Subuhnya kesiangan. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Ceramah diakhiri dengan pesan penting bagi seluruh siswa untuk menjadikan sholat sebagai prioritas hidup agar keberkahan dan hikmah dari ibadah tersebut dapat dirasakan sepenuhnya. Kegiatan ditutup dengan kuis berhadiah yang disambut antusias oleh para siswa.
Tinggalkan Balasan